Tes Kesehatan Mahasiswa Baru di Universitas

Tes kesehatan mahasiswa baru merupakan salah satu syarat wajib yang harus dilakukan sebelum masuk ke perguruan tinggi tertentu di Indonesia. Adapun tujuan dilakukannya tes kesehatan tak lain karena untuk mengetahui keadaan kesehatan dari seseorang. Selain itu pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru bertujuan untuk mengetahui apakah ada kendala fisik atau psikis yang diderita, sehingga bisa menganggu proses pembelajaran nantinya.

Setiap perguruan tinggi di Indonesia memiliki ketentuan tersendiri terhadap pemeriksaan kesehatan dari mahasiwa barunya. Ada perguruan tinggi di Indonesia yang mensyaratkan mahasiswa baru untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di kampusnya, namun tak sedikit pula yang membolehkan mahasiwa baru melakukan pemeriksaan kesehatan di pusat kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas di daerah masing-masing.

 

 

Baca Juga :

 

 

Setiap fakultas di perguruan tinggi memiliki kriteria khusus terhadap kesehatan mahasiswa baru yang akan diterima. Contoh kasusnya misalnya paa Fakultas Kedokteran. Pada Fakultas Kedokteran tidak akan mungkin meloloskan calon mahasiwa baru yang mempunyai buta warna. Namun biasanya pihak perguruan tinggi akan memberi alternatif kepada calon mahasiwa tersebut untuk pindah kejurusan yang tidak mensyaratkan buta warna.

 

Proses Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium pada umunya dilakukan uji darah seperti hemoglobin. Hemoglobin merupakan komponen yang memiliki fungsi sebagai alat pengangkut oksigen dan karbondioksida. Pada laki-laki normal memiliki kadar hemoglobin yaitu sekitar 13 hingga 18 g/dl SI unit: 8,1-11,2 mmol/liter, sementara itu kadar normal hemoglobin pada wanita yaitu 12 hingga 16 g/dl SI unit : 7,4-9,9 mmol/liter.

Selain tes hemoglobin juga dilakukan tes urin. Adapun parameter pada tes urin normal yaitu memiliki berat jenis sebesar 1,001-1,035 dengan warna yang kekuning-kuningan. Urin yang normal memiliki pH sekitar 4,5 hingga 8,5 dengan glukosa dan keton yang negatif. Untuk sedimen urin jika nilai eritrosit, leukosit, bakteri serta Kristal jika nilainya mengalami peningkatan menunjukkan adanya gangguan.

Tidak seperti tes kesehatan yang ada pada proses seleksi karyawan. Pada tes kesehatan mahasiswa baru pemeriksaan laboratorium kurang lebih hanya itu. Sementara pada proses seleksi TNI, POLRI, IPDN, BUMN atau lainnya menerapkan tes kesehatan yang begitu sangat ketat. Pemeriksaan kesehatan yang biasa digunakan pada proses seleksi tersebut seperti rontgen dan spirometri tidak digunakan pada tes kesehatan calon mahasiwa baru.

 

 

Proses Pemeriksaan Fisik

Secara umum tes kesehatan mahasiswa baru dengan tes kesehatan yang dilakukan pada proses seleksi TNI, POLRI, IPDN, BUMN, dan lainnya memiliki kesamaan. Hanya saja pada tes kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa baru di perguruan tinggi baik swasta ataupun negeri tidak seketat seperti pada pemeriksaan kesehatan proses seleksi TNI, POLRI, IPDN, BUMN.

Untuk pemeriksaan fisik pada tes kesehatan mahasiswa baru pada perguruan tingginya umunya meliputi keadaan umum seperti tinggi badan, berat badan, tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh. Selain itu mata juga tak luput dari pemeriksaan seperti tes buta warna. Tes buta warna sangat penting dilakukan untuk calon mahasiwa pada program studi yang memang membutuhakan mata yang normal.

 

 

Baca Juga :

 

 

Demikianlah informasi terkait dengan tes kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa baru pada perguruan tinggi baik swasta maupun negeri di Indonesia. Meskipun tes kesehatan yang dilakukan tidak seketat seperti yang dilakukan pada proses seleksi TNI, POLRI, BUMN, atau IPDN namun tetap saja kamu harus menjaga pola hidup yang baik agar lolos di tes kesehatan mahasiswa baru.



Artikel Terkait