Latihan Menulis Cerita Dalam Rancangan Pementasan
Latihan Menulis Cerita Dalam Rancangan Pementasan Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah naskah drama.
a. Pemaparan
Pemaparan berisi tentang keterangan-keterangan tokoh, masalah, tempat, waktu atau pengantar situasi awal lakon. Pada bagian pemaparan ini juga mulai ditampilkan bagian yang mengarah pada perwujudan tema. Bagian-bagian tersebut dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak nampak dengan jelas, tetapi penonton atau pembaca sudah bisa memperkirakan arah dan keseluruhan kejadian dalam lakon. Dalam penyusunan pemaparan ini sebaiknya sudah mengandung konflik atau yang mengarah pada konflik yang terjadi tetapi masih dalam keseimbangan lakon dalam Latihan Menulis Cerita Dalam Rancangan Pementasan.
- Pengenalan latar pentas : Pentas menggambarkan sebuah ruangan kelas waktu pagi hari. Tampak di sana beberapa meja kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan majalah dinding tersandar di dinding dan di meja.
- Pengenalan para tokoh : Seorang pemuda pelajar sedang duduk di atas meja. Ia bersilang tangan. Pemuda itu Anton namanya. Ia adalah pemimpin Redaksi majalah dinding itu. Sedangkan Rini, sekretaris redaksi duduk di kursu
- Pengungkapan masalah : Waktu itu hari Minggu, Anton tampak kusut, wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci muka dan gosok gigi. Ia buru-buru ke sekolah karena mendengar berita dari Wilar, Wakil Pimpinan Redaksi, bahwa majalah dinding mereka dibredel oleh Kepala Sekolah, gara-gara karikatur Trisno mengejek pak Kusno, guru karate.
b. Penggawatan
Pada bagian penggawatan ini dituliskan masalah dalam bagian pemaparan yang sudah diganggu adanya bibit-bibit permasalahan dan kepentingan. Bibit masalah ini akibat dari pemikiran-pemikiran peran atau aksi peran terhadap keinginannya. Untuk pertama kalinya peran antagonis bertemu dengan peran protagonis membangun konflik, akibat pertentangan antar peran tersebut. Konflik ini dibangun dan dijalin dalam peristiwa yang semakin gawat sampai mencapai klimaks. Jadi bagian penggawatan ini sebenarnya tubuh paling penting dari lakon, karena jika bagian penggawatan ini lemah, maka lakon secara keseluruhan akan terasa lemah dalam Latihan Menulis Cerita Dalam Rancangan Pementasan.
Anton : Tapi masih ada satu bahaya.
Rini : Bahaya apaan ?
Kardi : Nasib karikaturis kita itu?
Anton : Bisa jadi ia akan celaka.
c. Klimaks
Selama ini ada pemikiran yang sedikit keliru, bahwa klimaks adalah pucak dari ketegangan lakon. Padahal klimaks adalah titik paling ujung dari perselisihan antara peran antagonis dan peran protagonis. Ketika pada titik ini, konflik sudah tidak bisa dibuat rumit lagi dan konflik tersebut harus diakhiri. Dengan berakhirnya konflik maka akan ada pihak yang dikalahkan atau dihancurkan, pihak mana yang dikalahkan tergantung dari konsep dan visi seorang penulis lakon.
Trisno : Aku bilang, ide itu....
Anton: Ide Anton?
Trisno : Ide Albertus Sutrisno sang pelukis ! Dengar?
Rini : Tapi kaubilang sudah ada persetujuan dari Pimpinan Redaksi?
Trisno : Aku bilang bahwa tanpa sepengetahuan anton, aku pasang karikatur itu. Sepenuhnya tanggung jawab saya. Dengar?
Kardi : Edaaaan, Pahlawan tenan iki.
Anton : Kenapa kau bilang begitu, Manghina aku, Tris? Aku yang suruh kau melukis itu. Aku penanggungjawabnya. Akulah yang mesti digantung....bukan kau!
d. Peleraian
Bagian peleraian berisi tentang alternatif-alternatif jawaban dari permasalahan sampai terjadinya konflik antara peran protagonis dan peran antagonis. Bentuk alternatif jawaban ini tidak boleh diwujudkan secara nyata atau terbaca dengan mudah. Kalau alternatif jawaban ini dibuat secara nyata dan tiba-tiba, maka akan melemahkan klimaks yang telah dibuat menjadi tidak berarti. Peleraian ini harus disusun dengan cermat dan tidak mengurangi ketercekaman yang terjadi pada klimaks, tetapi lama-kelamaan semakin menurun.
e. Penyelesaian
Penyelesaian berisi tentang jawaban-jawaban yang menjadi permasalahan antara peran protagonis dengan peran antagonis. Fungsi peleraian adalah mengembalikan keadaan seperti pada awal cerita lakon, karena segala persoalan sudah terjawab. Penyelesaian juga merupakan bagian akhir dari cerita lakon.
Anton : Kau ketemu dia pagi ini?
Wilar : Dia mau!
Anton : Mau ?
Rini : Mau?
Wilar : Jelas. Malah dia bilang begini. Aku wakil kelas kalian. Aku ikut bertanggungjawab atas perbuatan kalian terhadap Pak Kusno. Tapi kalian tidak boleh bertindak sendiri. Diam saja. Aku yang akan maju ke Bapak Kepala Sekolah. Aku akan menjelaskan bahwa Pak Kusno memang kurang beres. Tapi kalau kalian berbuat dan bertindak sendiri-sendiri, main corat-coret, atau membikin onar, kalian akan aku laporkan ke polisi.
Baca Juga
- Lakon Dalam Rancangan Dari Sebuah Pementasan
- Olah Rasa Dari Pemeranan Teater Modern
- Olah Suara Dari Pemeranan Teater Modern
Demikian Artikel Latihan Menulis Cerita Dalam Rancangan Pementasan Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)