Perkembangan Ekonomi Pada Saat Masa Reformasi

Perkembangan Ekonomi Pada Saat Masa Reformasi

 

Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis keuangan dan terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah dari Rp2.500,00 pada tahun 1997 menjadi Rp15.000,00 pada bulan Juni 1998. Melemahnya nilai tukar rupiah memicu terjadinya krisis ekonomi. Banyak perusahaan dalam negeri yang melakukan pinjaman luar negeri dalam dolar Amerika kesulitan membayar pinjaman karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika lemah. Angka pemutusan kerja meningkat disebabkan banyak perusahaan yang melakukan penghematan atau menghentikan kegiatan usaha (bangkrut). Angka kemiskinan bertambah, harga-harga kebutuhan pokok naik tidak terkendali, dan biaya hidup makin tinggi Perkembangan Ekonomi Pada Saat Masa Reformasi

Setelah mengerjakan kegiatan di atas, kamu dapat mengetahui bahwa pada masa reformasi negara kita tengah menghadapi krisis ekonomi Upaya mengatasi krisis ekonomi terus dilakukan pada beberapa periode Perkembangan Ekonomi Pada Saat Masa Reformasi.

a. Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie

Pada masa ini, proses pemulihan ekonomi dilaksanakan dengan langkahlangkah antara lain sebagai berikut. 

1). Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund-IMF (Dana Moneter Internasional) untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. 

2). Menerapkan independensi bank indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian. 

3). Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. 

4). Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp10.000,00. 

5). Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri.

Upaya-upaya menyelesaikan krisis keuangan dan perbaikan ekonomi yang dilakukan berhasil menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, yaitu Rp 6.500,00 per dolar amerika pada akhir masa jabatan habibie namun, hal tersebut belum mampu mengatasi krisis ekonomi.

 

b. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid 

Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan dan kondisi keuangan sudah mulai stabil. Namun,keadaan kembali merosot. Pada bulan April 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah hingga mencapai Rp12.000,00. Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional dan menghambat usaha pemulihan Perkembangan Ekonomi Pada Saat Masa Reformasi. 

 

c. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri

Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan. Namun, pertumbuhan ekonomi masih tergolong rendah yang disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor dan karena tingginya suku bunga deposito. Adapun kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan ekonomi antara lain sebagai berikut.

1). Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar. 

2). Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun. 

3). Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

 

d. Masa Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada

Masa kepemimpinan presiden susilo bambang yudhoyono hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi yang berkisar pada 5% sampai 6% per tahun serta kemampuan ekonomi Indonesia yang bertahan dari pengaruh

Krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona eropa sepanjang tahun 2008 hingga 2009. Dalam menyelenggarakan perekonomian negara, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan antara lain sebagai berikut.

1). Mengurangi Subsidi Bahan Bakar Minyak 

Melonjaknya harga minyak dunia menimbulkan kekhawatiran akan membebani Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). Oleh karena itu, ditetapkanlah kebijakan pengurangan subsidi BBM agar tidak membebani APBN. Anggaran subsidi BBM kemudian dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pengurangan subsidi BBM berakibat pada kenaikan harga BBM. 

2). Pemberian Bantuan Langsung Tunai 

Program BLT diselenggarakan sebagai respons kenaikan BBM. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan mencegah penurunan taraf kesejahterahan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi. 

3). Pengurangan Utang Luar Negeri 

Dalam rangka mengurangi utang luar negeri, pada tahan 2006, pemerintah Indonesia melunasi sisa utang ke IMF sebesar 3,1 miliar dolar Amerika. Dengan pelunasan utang ini, Indonesia sudah tidak lagi berkewajiban mengikuti syaratsyarat IMF yang dapat memengaruhi kebijakan ekonomi nasional. 

 

Baca Juga

 

Demikian Artikel Perkembangan Ekonomi Pada Saat Masa Reformasi Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)

 



Artikel Terkait