Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater

Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater

 

Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pertunjukan dengan medium utamanya manusia dibangun  oleh beberapa unsur pembentuknya, antara lain; Naskah, Pelaku Seni dan Pentas. 

1. Naskah atau lakon 

Naskah atau lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater, khususnya teater non tradisional ditangan sang kreator, yakni Sutradara (peramu Drama, atau Teater) merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Yakni dari teks tulisan menjadi wujud pertunjukan Dalam pertunjukan teater, kedudukan naskah menjadi unsur penting. Naskah yang telah ditentukan sebagai bahan pertunjukan Teater, terlebih dahulu dianalisis bagian-bagiannya, antara lain ; Alur (Plotting), Tema (Thought), Tokoh (Dramatic Person), Karakter (Character), Tempat kejadian peristiwa (Setting), dan Sudut  pandang pengarang (Point of view). Unsur tokoh dan karakter atau perwatakan sebagai unsur pemeranan, telah dibahas pada pertemuan bab sebelumnya. Selanjutnya, untuk mempelajari unsur-unsur seni teater, kita awali dengan memahami lakon atau naskah melalui beberapa unsur didalamnya, antara lain sebagai berikut. 

a. Alur atau Jalan cerita 

Alur dalam bahasa Inggris disebut Plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat (hukum kausalitas). Artinya, tidak akan terjadi akibat atau dampak, kalau tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya. 

Berbicara alur dapat dikemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Dan Alur mundur, cerita berjalan, yaitu; penggambaran cerita mengakhirkan bagian awal, dapat juga cerita di dalam cerita atau disebut dengan flashback. 

Alur di  dalam cerita dibangun oleh sebuah struktur. Struktur cerita menurut Aristoles adalah sebagaima di bawah ini.

Introduksi       = Pengenalan tokoh (Arif, Tuti, Ayah,  Ibu, Paman dan Orang Tua Arif) 

Reasing Action = tokoh utama memiliki  itikad (Tokoh Arif) 

Konflik            = tokoh utama mengalami pertentangan (Itikad Arif dihambat oleh orang tua Tuti) 

Klimaks          = terselesaikannya persoalan tokoh utama (kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan  cinta) 

Resolusi         = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks (Kedua orang tua Arif melamar Tuti) 

Kongklusi       = kesimpulan cerita atau kisah (Arif dan Tuti bersanding dipelaminan)

Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna. 

b. Tema 

Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok;

(1) masalah yang diangkat,

(2) gagasan yang ditawarkan, dan

(3) pesan yang disampaikan pengarang. 

Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa; Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas.  Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. 

Tema-tema yang ada pada Lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater atau Drama , biasanya tentang; kepahlawanan (heroic), pendidikan (educatif), sosial (social),  kejiwaan (psikologi), keagamaan (religius). Tema lakon di dalam Teater Remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuh kembangkan mental, moral dan pikir. Contoh, dalam memahami tema. Temanya pendidikan; masalahnya adalah “ narkoba “, gagasan atau idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab menghilangkan nyawa.

c. Setting 

Setting dalam sebuah lakon/naskah merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. 

Tempat sebagai penunjuk dari unsur Setting di dalam lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater, mengandung pengertian menunjuk pada tempat tengah berlangsungnya kejadian, misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam bus, dst. 

Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang,  mendung cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, jaman Belanda, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi. 

Latar peristiwa kejadian sebagai bagian dari unsur Setting di dalam lakon, misalnya; kondisi perang, kondisi mencekam, kondisi aman, dst. 

d. Point of view 

Setiap lakon, termasuk lakon Teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun bagi semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut  point of view. sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan rasa pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. 

Memahami dan menangkap tanda -tanda  tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju  dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang.  Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika kreator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon/ naskah yang ditulis. Apabila penulis naskah tidak dapat dihubungi dapat melakukan wawancara dengan sesama penulis satu angkatan atau dengan para penulis seniornya. 

 

2. Pelaku Seni 

Pelaku dalam Teater adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan artistik dalam penciptaan karya Teater. Para pelaku di dalam Teater terdiri dari Sutradara, Pemeran, pemusik, penata pekerja pentas dan pekerja panggung. 

Sutradara secara harfiah sebagai pemeran pertama lakon. Sutradara disebut juga dengan pengatur laku atau pelaku. Sutradara memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai pengatur, peramu, pengemas dan pengarah di dalam garap Teater. Sutradara dalam istilah lain disebut dengan Art Director atau Pimpinan Artistik. Oleh karena itu, Sutradara di dalam garapan Teater  sebagai pemegang komando, pemegang kebijakan dan pemegang keputusan dalam menentukan nilai dari sebuah kualitas keindahan dalam garap Teater. Dalam pelaksanaannya, mengingat rumitnya dan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, biasanya Sutradara dibantu oleh  Asisten Sutradara. 

Pemeran atau istilah dalam Teater lebih kena  dengan pemain merupakan sosok pemeran yang membawakan cerita berdasarkan pengkarakteran tokoh. Tugas dan tanggungjawab Pemeran di dalam Teater adalah memerankan tokoh-tokoh cerita di dalam naskah sesuai arahan Sutradara. Adapun penokohan di dalam Teater dapat dibagi dalam beberapa peran atau penokohan cerita, antara lain : Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility. 

 

3. Pentas 

Pentas dapat diartikan sebagai tempat, pertunjukan atau pergelaran seni. Membahas tentang pentas, tidak akan lepas dari orang yang menata pentas dan orang-orang yang terlibat dalam pewujudan pentas Teater. Penata pentas Teater adalah para perancang atau disainer artistik Teater yang memiliki keahlian di bidang seni visual (panggung, rias busana, dan property) dan seni audio (musik). 

Tugas dan tanggungjawab para perancang pentas adalah membantu Sutradara dalam penuangan gagasan bentuk seni ke dalam wujud nyata pertunjukan. Para penata artistik di dalam pelaksanaan dibantu oleh beberapa orang pekerja pentas yang dipilih oleh penata pentas.

 

 

Demikian Artikel Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)

 



Artikel Terkait