Pernahkan anda bertanya-tanya, mengapa hanya nama-nama tertentu diingat sepanjang sejarah?
Mengapa yang lainnya menghilang begitu saja dari halaman sejarah?
Jawabannya adalah Pengaruh.
Dan bagaimanakah anda mengeja pengaruh? Ejaannya adalah k-e-p-e-m-i-m-p-i-n-a-n. Ujungnya-ujungnya kepemimpinan adalah pengaruh.
Pertanyaannya begini. Jawablah ya atau tidak. Agar menjadi pemimpin, haruskah anda mempunyai semacam "posisi"? Seperti yang mungkin telah anda ketahui setelah anda renungkan, kepemimpinan bukanlah soal memegang posisi atau mempunyai gelar. Ujung-ujungnya kepemimpinan adalah soal pengaruh. Orang yang mempunyai pengaruh itulah pemimpin.
Anda mungkin mempunyai posisi. Atau tidak. Tetapi kalau anda mempunyai pengaruh, anda seorang Pemimpin.
ada beberapa pahlawan yang berpengaruh besar untuk indonesia :
1. R.A Kartini (Raden Ajeng Kartini)
Ibu Kartini adalah Pahlawan Nasional Indonesia, lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879, meninggal pada umur 25. Beliau dikenal sebagai pelopor kebangkitan wanita.
Beliau berusaha untuk bisa meningkatkan derajat wanita: untuk mendapatkan pendidikan yang setara & mendapatkan perlakuan yang sama dalam segi kehidupan.
Pengaruh perjuangan RA Kartini
Wanita mendpatkan status yang sama di berbagai bidang-bidang pekerjaan dan status sosial yang dimana tidak harus selalu masak dirumah. Contoh beberapa pekerjaan yang dapat juga dilakukan oleh wanita:
- Sopir (pembalap, mobil, sepeda motor, bis, truk, pesawat terbang, bahkan pesawat terbang luar angkasa).
- Kepentingan umum (memberi suara untuk pemilihan umum, pilkada, politik, menjadi Menteri, Presiden).
- Penegak hukum (polisi, satpam, militer, jaksa).
- Wirausaha (CEO / boss / manajer, jabatan-jabatan di perusahaan privat / swasta dan BUMN).
- Intelektuaal / keahlian (guru, dokter bedah, insinyur, operator lapangan, arsitek, biologi, fisika).
- Dan masih banyak lagi…
2. Ir. Soekarno
Soekarno adalah seorang cendekiawan yang meninggalkan ratusan karya tulis dan beberapa naskah drama yang mungkin hanya pernah dipentaskan di Ende, Flores. Kumpulan tulisannya sudah diterbitkan dengan judul Dibawah Bendera Revolusi, dua jilid. Dari buku setebal kira-kira 630 halaman tersebut, tulisan pertamanya (1926), berjudul, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxism, bagian paling menarik untuk memahami gelora muda Bung Karno.
Tahun 1942, tentara pendudukan Belanda di Indonesia menyerah pada Jepang. Penindasan yang dilakukan tentara pendudukan selama tiga tahun jauh lebih kejam. Di balik itu, Jepang sendiri sudah mengimingi kemerdekaan bagi Indonesia. Penyerahan diri Jepang setelah dua kota utamanya, Nagasaki dan Hiroshima, dibom atom oleh tentara Sekutu, tanggal 6 Agustus 1945, membuka cakrawala baru bagi para pejuang Indonesia. Mereka, tidak perlu menunggu, tetapi merebut kemerdekaan dari Jepang.Setelah persiapan yang cukup panjang, dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs Muhammad Hatta, mereka memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 52 (sekarang Jln. Proklamasi), Jakarta.
3. Ki Hajar Dewantara
Pendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan).
Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957. Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.
semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional. Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.
4. W.R Supratman
Tingginya jiwa kebangsaan dari Wage Rudolf Supratman menuntun dirinya membuahkan karya bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan, rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya. Lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini.
Sehingga sejak itu apabila partai-partai politik mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya, lagu yang menjadi semacam perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka itu selalu dinyanyikan. Dan ketika Indonesia sudah memperoleh kemerdekaan, para pejuang-pejuang kemerdekaan menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Dan, Wage Rudolf Supratman yang meninggal dan dimakamkan di Surabaya tanggal 17 Agustus 1938, dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional atas segala jasa-jasanya untuk nusa dan bangsa tercinta ini.
Semoga Bermanfaat, jangan lupa share ke teman-teman kalian agar teman kalian tahu juga.
Terima Kasih exschool.com
Sumber :
5amyclass.wordpress.com
pinterpandai.com